Selasa, 14 Mei 2013
DNS dan Mail Server
Struktur DNS
a. Root Level (.)
Merupakan level utama (level paling penting) sekaligus level awal dari sebuah domain dimana ketika DNS server akan mencari sebuah alamat domain, maka yang diakses terlebih dahulu adalah root level.
b. Top Level Domain (.com, .org, .net, .id, dsb.)
Merupakan level kedua setelah root level dimana ketika DNS telah mengakses ke root, maka akan langsung mengakses ke level ini.
c. Second Level Domain (google, yahoo, dsb.)
Merupakan level setelah TLD, dimana ketika DNS telah mengakses ke root dan TLD, akan langung mengakses ke SLD.
d. Sub Level Domain
Merupakan cabang dari domain diatas, bisa merupakan menu atau aplikasi tambahan pada domain utama. Contoh: mail.google.com
Istilah – istilah pada DNS Server :
NS (Name Server) record
NS merupakan catatan nama server yang berwenang untuk memetakan sebuah nama domain ke dalam satu daftar dari server DNS untuk domain tersebut. Untuk setiap zona DNS paling tidak harus terdapat dua NS records
MX (Mail Exchange) record
MX adalah record yang menjelaskan tentang domain mail exchange.Formatnya adalah sebagai berikut: [domain-name] IN MX [Preference][Exchange]. Dimana Preference adalah 16 bit integer yang menunjukkan preferences darisuatu domain dengan domain lainnya. Semakin kecil nilainya maka preferencesnya semakin bagus. Exchange adalah domain yang akanmenangani mail exchange untuk owner name.
A (Address) record
A adalah field yang menunjukkan alamat Ipv4. Nama owner akan ekuivalen dengan IP address yang didefinisikan setelah record A.
WKS (Well Knows Service) record
WKS memberikan sebuah daftar dari server yang memberikan servis yang dikenal (well-known service) seperti HTTP atau POP3 untuk sebuah domain.
HINFO (Host INFOrmation) record
HINFO record dapat memberikan informasi tentang tipe Hardware dan Sistem Operasi yang digunakan host.
CNAME (Connovial NAME) record
CNAME, Canonical Name for Alias adalah record yang menjelaskan primaryname untuk owner. Nama ownernya disebutkan dalam alias. Formatny adalah: CNAME.
DNS slave adalah dns server yang fungsinya untuk membackup dns master, sehingga saat dns master down maka dns slave dapat mengantinya. Pada dns slave, konfigurasi db akan secara otomatis di transfer dari dns master. Konfigurasinya :
pico /etc/bind/named.conf
zone "sekolah36.sch.id" in{
type slave;
file "db.smk";
masters {192.168.4.65;};
};
zone "4.168.192.IN-ADDR.ARPA" in{
type slave;
file "db.65";
masters {192.168.4.65;};
};
DHCP (Dynamic Configuration Protocol) adalah layanan yang secara otomatis memberikan nomor IP kepada komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP Client.
Istilah – istilah dalam DHCP :
DHCP Discover : DHCP Client akan menyebarkan request secara broadcash untuk mencari DHCP Server yang aktif.
DHCP Offer : setelah DHCP server mendengarkan broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
DHCP Request : Client meminta DHCP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
DHCP ACK : DHCP Server akan merespon permintaan dari client dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada client, dan memperbarui basis data database miliknya. Klient selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protocol.
DHCP Scope : alamat-alamat IP yang dapat di sewakan kepada DHCP client.
DHCP Lease : batas waktu penyewaan alamat IP yang di berikan kepada DHCP client oleh DHCP Server.
Langkah - langkah client bisa mendapatkan IP melalui DHCP :
ada saat DHCP client dihidupkan , maka komputer tersebut melakukan request ke DHCP-Server untuk mendapatkan nomor IP. DHCP menjawab dengan memberikan nomor IP yang ada di database DHCP. DHCP Server setelah memberikan nomor IP, maka server meminjamkan (lease) nomor IP yang ada ke DHCP-Client dan mencoret nomor IP tersebut dari daftar pool. Nomor IP diberikan bersama dengan subnet mask dan default gateway. Jika tidak ada lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka client tidak dapat menginisialisasi TCP/IP, dengan sendirinya tidak dapat tersambung pada jaringan tersebut. Setelah periode waktu tertentu, maka pemakaian DHCP Client tersebut dinyatakan selesai dan client tidak memperbaharui permintaan kembali, maka nomor IP tersebut dikembalikan kepada DHCP Server, dan server dapat memberikan nomor IP tersebut kepada Client yang membutuhkan. Lama periode ini dapat ditentukan dalam menit, jam, bulan atau selamanya. Jangka waktu disebut leased period.
DHCP menggunakan 4 tahapan proses untuk memberikan konfigurasi nomor IP. (Jika Clietn punya NIC Card lebih dari satu dan perlu IP address lebih dari 1 maka proses DHCP dijalankan untuk setiap adaptor secara sendiri-sendiri) :
a. IP Least Request
Client meminta nomor IP ke server (Broadcast mencari DHCP server).
b. IP Least Offer
DHCP server (bisa satu atau lebih server jika memang ada 2 atau lebih DHCP server) yang mempunyai no IP memberikan penawaran ke client tersebut.
c. IP Lease Selection
Client memilih penawaran DHCP Server yng pertama diterima dan kembali melakukan broadcast dengan message menyetujui peminjaman tersebut kepada DHCP Server.
d. IP Lease Acknowledge
DHCP Server yang menang memberikan jawaban atas pesan tersebut berupa konfirmasi no IP dan informasi lain kepada Client dengan sebuah ACKnowledgment. Kemudian client melakukan inisialisasi dengan mengikat (binding) nomor IP tersebut dan client dapat bekerja pada jaringan tersebut. Sedangkan DHCP Server yang lain menarik tawarannya kembali.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar