Router, Switch dan Hub
Fungsi Router, Hub dan switch sangant berbeda satu sama lainnya, bahkan jika semua alat tersebut terintegrasi kedalam satu perangkat. Hub dan swich merupakan perangkat yang mempunyai peran yang sama pada jaringan. masing-masing berfungsi sebagai koneksi sentral untuk semua peeralatan jaringan dan menangani tipe data yang di kenal sebagai bingkai. Bingkai yang membawa data dan ketika di terima akan di transmisikan ke port dari PC tujuan. Perbedaan besar antara kedua perangkat adalam metode frame yang di sampaikan.
Dalam sebuah Hub sebuah frame berfungsi untuk menyampaikan atau "broadcast (Menyiarkan)" kepada setiap terminal. Pada peralatan ini banyak lalu lintas pada jaringan dan dapat menyebabkan tanggapan jaringan yang kurang atau lambat.
sebuah Switch menyimpan catatan MAC addres dari perangkat yang terhubung. dengan informasi ini, suatu saklar dapat mengidentifikasi sistem yang terpasang pada jaringan jadi, ketika bingkai di terima, peralatan tersebut tahu persis port untuk mengirimkannya ke tujuan.Dan, tidak seperti hub, switch dengan spesifikasi 10/100Mbps akan mengalokasikan 10/100Mbps penuh untuk setiap port nya. Jadi berapapun jumlah PC ditransmisikan, pengguna akan selalu memiliki akses ke jumlah maksimum bandwidth. Ini untuk alasan-alasan mengapa switch dianggap menjadi pilihan yang jauh lebih baik dari hub.
Router adalah perangkat yang sama sekali berbeda dengan kedua peralatan yang telah di jelaskan diatas. Apabila suatu hub atau switch berkaitan dengan bingkai transmisi, fungsi router, adalah untuk paket rute ke jaringan paket yang lain sampai akhirnya mencapai tujuannya. Salah satu fitur utama dari sebuah paket adalah bahwa tidak hanya berisi data, tetapi alamat tujuan di mana ia akan pergi.
Definisi
Subnet adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luarSubnetting adalah proses memecah suatu IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang disebut "subnet." Setiap subnet deskripsi non-fisik (atau ID) untuk jaringan-sub fisik (biasanya jaringan beralih dari host yang mengandung satu router-router dalam jaringan multi).
Routing adalah proses pengiriman data maupun informasi dengan meneruskan paket data yang dikirim dari jaringan satu ke jaringan lainnya
DMZ merupakan mekanisme untuk melindungi system internal dari serangan hacker atau pihak-pihak lain yang ingin memasuki system tanpa mempunyai hak akses.Sehingga karena DMZ dapat di akses oleh pengguna yang tidak mempunyai hak, maka DMZ tidak mengandung rule.
Routing static adalah jenis routing yang dilakukan admin/pengelola jaringan untuk mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang dituju secara manual.
Dynamic routing adalah fungsi dari routing protocol yang berkomunikasi dengan router yang lain untuk saling meremajakan (update) tabel routing yang ada. Dengan demikian, administrator tidak perlu melakukan updating jalur (path) jika terjadi perubahan jalur transmisi (path). Dynamic routing umumnya digunakan untuk jaringan komputer yang besar dan lebih kompleks. Dynamic routing di bagi menjadi 2, yaitu: 1. Interior Gateway Protokol 2. Exterior Gateway Protokol
Pengertian metrik adalah nilai kuantitatif yang digunakan untuk mengukur jarak ke rute tertentu.
IPv4 adalah format protokol yang telah dipakai pada saaat awal internet ada.ipv4 ini berformat 32 biner, dengan perkembangan internet sekarang ini dengan banyak pengguna yang menggunakannya, kemungkinan penggunaan IPv4 tidak memadai lagi.Dengan hanya 32 bit format address hanya bisa menampung kebutuhan : 32 = 2 IPv4 Address = 4,294,967,296 IPv4 Address
IPV6 merupakan generasi selanjutnya dari IPV4. IPv6 ini menggunakan format 128 bit binary sehingga bisa menampung kebutuhan : 128 = 2 IPv6 Address = 340,282,366,920,938,463,463,374,607,431,768,211,456 IPv6 Address
Metode perhitungan subnet
a. CIDR
CIDR Classless
Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah sebuah cara
alternatif untuk mengklasifikasikan alamat - alamat IP. Disebut juga
sebagai supernetting. CIDR merupakanmekanismerouting yang lebihefisien dibandingkan
dengan cara yang asli, yakni dengan membagi
alamat IPjaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.Masalah yang terjadi
pada sistem yang lama adalah
bahwa sistem tersebut meninggalkan
banyak sekali alamat IP yang tidak digunakan.Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis
mendukung hingga 16 juta host komputer
yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang sangat besar. Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang
yang memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak
sekali ruangan kosong di dalam
ruang alamat IP yang telah disediakan.
b. VLSM (Variable Length Subnet Mask) adalah
suatu teknik untuk mengurangi jumlah terbuang [ruang;spasi] alamat. Sebagai
ganti memberi suatu kelas lengkap A, B atau C jaringan [bagi/kepada] suatu
Admin, kita dapat memberi suatu subnet ke seseorang, dan dia dapat lebih lanjut
membagi lebih lanjut membagi subnet ke dalam beberapa subnets. Oleh karena
lebar dari subnet akan diperkecil, maka disebut dengan variable subnet
length mask Jaringan yang berkaitan dengan router serial
interface hanya mempunyai 2 alamat, oleh karena itu jika kita memberi
suatu subnet, mungkin paling kecil adalah (/ 30) untuk itu.
c. Superneting
Supernetting merupakan kebalikan dari Subnetting, dimana dalam hal ini penambahan jumlah Host dalam jaringan dilakukan dengan meminjam beberapa bit network untuk dijadikan bit Host dalam membentuk IP-Address pada Supernet, dengan memperhatikan jumlah Nomor Host yang akan digabung.
Supernetting merupakan kebalikan dari Subnetting, dimana dalam hal ini penambahan jumlah Host dalam jaringan dilakukan dengan meminjam beberapa bit network untuk dijadikan bit Host dalam membentuk IP-Address pada Supernet, dengan memperhatikan jumlah Nomor Host yang akan digabung.
Pengaturan IP-Address pada super
jaringan (supernet) ada prosedurnya tersendiri, yaitu sebagai berikut :
Prosedur Supernetting :
1. Pada Supernet bit Host yang bernilai nol semua berfungsi sebagai Supernet Address, bit Host yang bernilai satu semua berfungsi sebagai Broadcast Address.
2. Pada proses netmasking, IP-Address untuk Supernet-mask ditentukan dengan mengganti semua bit Network dengan bit 1, dan mengganti semua bit Host (termasuk bit Host yang dipinjam dari bit Network) dengan bit 0.
Prosedur Supernetting :
1. Pada Supernet bit Host yang bernilai nol semua berfungsi sebagai Supernet Address, bit Host yang bernilai satu semua berfungsi sebagai Broadcast Address.
2. Pada proses netmasking, IP-Address untuk Supernet-mask ditentukan dengan mengganti semua bit Network dengan bit 1, dan mengganti semua bit Host (termasuk bit Host yang dipinjam dari bit Network) dengan bit 0.
Perbedaan
static routing dan dynamic routing
Berikut
ini tabel perbedaan yang spesifik untuk kedua jenis routing:
Routing Statik
|
Routing Dinamik
|
Berfungsi pada protocol IP
|
Berfungsi pada inter-routing
protocol
|
Router tidak dapat membagi informasi
routing
|
Router membagi informasi routing
secara otomatis
|
Routing table dibuat dan dihapus
secara manual
|
Routing table dibuat dan dihapus
secara otomatis
|
Tidak menggunakan routig protocol
|
Terdapat routing protocol, seperti
RIP atau OSPF
|
Microsoft mendukung multihomed
system seperti router
|
Microsoft mendukung RIP untuk IP
dan IPX/SPX
|
Syntax – syntax static routing pada linux
·
# ip route show
Digunakan untuk
menampilkan tabel routing, contoh outputnya :
192.168.2.0/24 dev eth1 proto kernel scope
link src 192.168.2.1
192.168.1.0/24 dev eth0 proto
kernel scope link src 192.168.1.2
default via 192.168.1.254 dev eth0
·
# ip
route add {NETWORK} via {IP} dev {DEVICE}
Digunakan untuk
menambah static routing, misalnya untuk network 192.168.55.0/24
tersedia melalui 192.168.1.254, berikut perintahnya:
sebagai alternative kita juga dapat menggunakan perintah berikut
# ip route add 192.168.55.0/24 via
192.168.1.254 dev eth1
sebagai alternative kita juga dapat menggunakan perintah berikut
# route add -net 192.168.55.0
netmask 255.255.255.0 gw 192.168.1.254 dev eth1
·
Kelemahan perintah ‘ip’ atau ‘route’
diatas adalah ketika reboot Linux tidak menyimpan static routing tadi. Jadi,
kita perlu menyimpannya dalam file konfigurasi. Jadi misalnya untuk mendefinisikan
static routing pada network 10.0.0.0 melalui 10.9.38.65
Buka file /etc/network/interfaces.
Tambahkan baris berikut :
Buka file /etc/network/interfaces.
Tambahkan baris berikut :
auto eth0
iface eth0 inet static
address 10.9.38.76
netmask 255.255.255.240
network 10.9.38.64
broadcast 10.9.38.79
### static routing ###
post-up route add -net 10.0.0.0
netmask 255.0.0.0 gw 10.9.38.65
pre-down route del -net 10.0.0.0
netmask 255.0.0.0 gw 10.9.38.65